a. Cinta Asli dan Cinta Palsu :1. Cinta sejati tidak sama dengan nafsu
Cinta
dan nafsu sering kali membingungkan kita. Sebenernya, kebanyakan tema
film, lagu, novel bukanlah tentang cinta, melainkan nafsu. Bagaimana
membedakanya?
cinta tahan uji, … nafsu mudah luntur …
cinta menghargai … nafsu memanfaatkan …
Daya tarik fisik sering kali menjadi satu sinyal awal dari tumbuhnya Cinta sejati, tapi itu belum jadi cinta sejati.
2. Cinta tidak sama dengan keromantisan
Perasaan
romantis memang luar biasa dalam hubungan dekat antara pria dan wanita.
Tuhan memang merancang agar kita mengalami perasaan seperti ini dalam
hubungan istimewa dengan lawan jenis. Namun gairah dan kehangatan
romansa tidak dapat disamakan dengan cinta. Keromantisan merupakan suatu
perasaan; sedangkan cinta sejati masih memiliki makna yang jauh lebih
dalam lagi.
3. Cinta sejati tidak sama dengan tergila-gila
Perasaan
tergila-gila adalah daya tarik dan gairah yang kuat dalam diri
seseorang terhadap lawan jenisnya. Kamu akan memikirkan dia siang dan
malam. Pikiranmu tersita oleh orang itu sehingga kau tidak dapat
berkonsentrasi pada hal yang lain. Kata lain dari persaan tergila-gila
ialah puppy love atau cinta monyet. Jatuh cinta atau cinta pandangan
pertama biasanya mereka berbicara ttg perasaan tergila-gila…
4. Cinta sejati tidak sama dengan seks
Cinta
merupakan proses ; seks merupakan suatu tindakan. Cinta bisa
dipelajari; seks merupakan naluri. Cinta membutuhkan perhatian terus
menerus; seks tidak perlu seperti itu. Cinta membutuhkan waktu untuk
berkembang dan menjadi dewasa; seks tidak perlu waktu untuk berkembang.
Cinta membutuhkan interaksi emosional dan rohani; seks hanya membutuhkan
interaksi fisik. Cinta membuat hubungan makin dalam; seks tanpa cinta
membuat hubungan jadi renggang.
Pada dasarnya ada tiga perilaku dalam membina hubungan dengan orang lain, yang seringkali disebut "Cinta".
1. "aku mencintaimu jika…"
Cinta
bersyarat, 'cinta jika', ialah cinta yg mengajukan persyaratan. cinta
semacam ini diberikan atau diterima jika persyaratan tertentu dipenuhi,
contoh aku mencintaimu jika kau mau berhubungan seks denganku sekali
saja… 'cinta jika' selalu mengikat. Selama syarat terpenuhi, hubungan
itu baik-baik saja. Namun saat persyaratan itu tak terpenuhi, cinta itu
pun pupus. Banyak perkimpoian kandas karena dibangun berdasarkan 'cinta
jika'. 'Cinta jika' bukan cinta sejati. jika kau berhubungan dengan
seseorang dan merasa harus melakukan sesuatu dulu untuk mendapatkan
cinta, berarti hubungan yg kau miliki bukan didasarkan pada cinta
sejati.
2. "aku mencintaimu karena…"
Seseorang mencintai
orang lain karena sesuatu yang dimiliki atau dilakukan orang itu.
Contoh, aku mencintaimu karena kamu cantik, baik, dsb. Kedengerannya
cinta karena cukup bagus hampir semua orang suka dicintai krn pribadi
mereka atau apa yg mereka lakukan. 'Cinta karena' bukanlah cinta sejati.
Kamu mungkin merasa tertarik kepada seseorang karena kepribadiannya,
kedudukannya, kecerdasannya, keterampilannya, dsb. Namun, jika dasar
cintamu tidak lebih dalam dari apa yang sekadar terlihat yang dimiliki
atau dilakukan seseorang, maka cinta itu tidak akan bertahan lama.
3. Cinta titik
Jenis
cinta ketiga adalah cinta tanpa syarat. Jenis ini mengatakan aku
mencintaimu meski kau akan mengalami banyak perubahan. Tak ada
sesuatupun yang dapat kau buat untuk memadamkan cintaku. 'Cinta titik'
bukan cinta buta. Cinta jenis ini dapat dan benar-benar mengenal secara
mendalam orang yang dicintainya. Cinta ini menyadari kemungkinan
terjadinya kegagalan, kekurangan dan kesalahan orang itu. Tak ada cara
untuk mengusahakan cinta jenis ini, tapi sebaliknya kau juga tidak dapat
kehilangan cinta yg seperti ini. 'Cinta titik' berbeda dari 'cinta
jika' karena cinta ini tidak perlu memenuhi syarat tertentu sebelum
diberikan. Juga berbeda dengan 'cinta karena' sebab tidak ditentukan
oleh menarik tidaknya si dia atau nilai-nilai yang disukai oleh pihak
lain.
Nafsu, keromantisan, perasaan tergila-gila, seks, 'cinta
jika', dan 'cinta karena' sama-sama ingin mendapatkan sesuatu dari orang
lain, sebaliknya cinta sejati suka memberi kepada orang lain.
b. Perbedaan Antara Cinta dan Nafsu :1. Cinta itu membahagiakan, Nafsu itu membahayakan
Cinta
yang sebenarnya selalu menunjukkan jalan atau arah menuju kebahagiaan
bagi orang-orang yang menjalaninya. Seorang pecinta yang sudah menemukan
dan memahami makna cinta sejati dalam dirinya akan berada pada kondisi
yang membahagiakan. Sebaliknya, orang-orang yang terkecoh dengan nafsu
dan menganggap nafsu adalah cinta akan berada dalam kondisi yang
membahayakan. Kita tidak bisa memungkiri, di mana ada kebaikan, di
situlah setan menggoda manusia agar terjerumus ke dalam keburukan.
Cinta
dan nafsu seperti dua sisi dari mata uang yang sama. Cinta adalah sisi
positif, nafsu adalah sisi negatif dan uang itu adalah hubungan.
Seseorang yang mencintai pasangannya dengan sebenar-benarnya cinta akan
mengarahkan hubungannya menuju kebahagiaan sejati dengan cara menjaga
dan menyayangi pasangannya. Tanpa bermaksud untuk merusak dan menyakiti.
Lain halnya dengan orang-orang yang menjalin hubungan dengan landasan
nafsu, mereka akan membawa hubungannya kearah kebahagiaan yang semu dan
hanya berorientasi pada fisik, dalam hal ini sex. Yang justru akan
menjerumuskan mereka ke dalam situasi yang membahayakan.
2. Cinta bikin kita ketawa, Nafsu bikin kita kecewa
Kalau
diibaratkan hubungan seperti sawah, maka cinta adalah padi dan nafsu
adalah rumput liar. Nah, ketika ketika seseorang menanam padi (cinta) di
sawah (hubungan) maka secara otomatis akan tumbuh juga rumput liiar
(nafsu). Kalau orang itu sudah mengetahui dan memahami apa itu padi (apa
itu cinta), maka dia akan segera memangkas rumput liar itu (nafsu) yang
tumbuh di sawahnya (hubungan). Ketika tiba masa panen, orang ini akan
menuai hasil sawahnya (hubungan) yang ditanami padi (cinta) itu tadi
berupa buah padi (kebahagiaan). Lain dengan orang-orang yang terkecoh
yang menyangka rumput liar (nafsu) sebagai padi (cinta). Mereka akan
memelihara rumput liar (nafsu) dan tanaman padinya (cinta) akan mati.
Pada saat panen, tentu yang mereka dapat hanyalah sekarung rumput liar
(nafsu) yang tidak enak dimakan (kekecewaan).
3. Cinta selalu ingin memberi, Nafsu hanya ingin diberi
Saya
rasa maksud dari poin ketiga ini sudah jelas. Cinta adalah memberi.
Ketika seseorang menjalin hubungan atas dasar cinta maka hal pertama
yang dilakukannya adalah memberikan yang terbaik kepada pasangannya,
bukan ingin diberi. Logikanya, kalau kita dan pasangan sama-sama ingin
memberi (kita ingin memberi kepada pasangan dan pasangan ingin memberi
kepada kita) secara otomatis keduanya akan menerima. Tapi kalau kita dan
pasangannya inginnya diberi (pasangan ingin diberi dan kita juga ingin
diberi) lalu siapa yang akan memberi..? Pada akhirnya yang terjadi
justru tidak ada yang akan diberi karena tidak ada yang ingin memberi.
4. Cinta ingin menyayangi, Nafsu ingin menggerayangi
Bagaimana cara kamu memperlakukan pasanganmu?
Dan bagaimana cara pasanganmu memperlakukan kamu?
Ini adalah cara termudah untuk membedakan mana cinta, mana nafsu..?
Landasan
seseorang dalam menjalin hubungan akan sangat menentukan pada bagaimana
cara orang tersebut memperlakukan pasangannya. Orang yang menjalin
hubungan dengan landasan cinta akan senantiasa memperlakukan pasangannya
dengan cara-cara yang baik. Menjaga, menyayangi, memperhatikan dan
selalu memberikan yang terbaik. Sebaliknya orang orang yang menjalin
hubungan karena nafsu cenderung memperlakukan pasangan ke arah fisik.
Setiap kali bertemu, inginnya menciumi dan diciumi, setiap kali berdua
inginnya dipeluk dan memeluk, digerayangi dan menggerayangi, dan yang
lebih parah lagi kalau sampai kearah hubungan sex.
5. Cinta yang terbaik, Nafsu yang terbalik
Cinta
selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, berusaha memberikan yang
terbaik untuk pasangan dan selalu memperlakukan pasangan dengan
cara-cara yang baik. Bagaimana dengan nafsu..? Sebaliknya, nafsu selalu
ingin diberi dan cenderung memperlakukan pasangan ke arah yang
menyesatkan.
Comments